Minggu, 26 November 2017

SOROH 40 (PETANG DASA), EKSPEDISI KERAJAAN KARANGASEM, BALI



Hallo. Kali ini saya akan menulis mengenai Soroh 40 (Petang Dasa), Ekspedisi Kerajaan Karangasem. So happy read guyss.  Desa Seraya Karangasem Bali tidak dapat dipisahkan dari sejarah pulau Bali, karena Desa Seraya sudah ada sebelum tahun 1343 masehi yaitu Pemerintahan Sri Jaya Pangus (sesuai peninggalan prasati Selonding). Pada zaman kerajaan Bedahulu pada masa pemerintahan Sri Astha Sura Ratna Bumi Banten yang didampingi oleh para Menteri dan para Patih sebanyak tujuh orang sebagai benteng pulau Bali.  Pimpinan penyerbuan ke Tanah Bali, di pimpin langsung oleh Gajah Mada dan Kebo Taruna ( Arya Kanuruhan ) beserta Arya Arya lainnya sehingga Bali di kepung dan di gempur dari berbagai jurusan yakni dari jurusan Timur di bawah pimpinan Gajah Mada. Sedangkan Panglima Bali pada saat itu muncullah: Menghadapi serangan Timur, dipimpin oleh Ki Tunjung Tutur dan Ki Kopang. Ki Kopang bertugas memerintah Desa Pakraman Seraya sebagai benteng saat ada serangan dari musuh yang masuk dari pinggiran Bali Timur. Akibat ekspedisi Patih Gajah Mada dari Majapahit, maka Ki Kopang dan para Patih dari Tenganan serta teman seperjuangannya kalah menghadapi serangan Patih Gajah Mada, sehingga pulau Bali dapat ditaklukan.  Di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit di Bali terdapat kerajaan-kerajaan kecil yang menjadi bawahan Kerajaan Gelgel. Pada abad ke-16 sampai abad ke-17, Karangasem berada di bawah kekuasaan Kerajaan Gelgel, yang Rajanya yang bernama I Dewa Karang Amla berkedudukan di Selegumi ( Bale Punduk ), kemudian pindah ke Batu Aya, sampai akhirnya terjadi penyerahan kekuasaan I Dwa Karang Amla kepada dinasti Batan Jeruk menjadi Raja pertama yang merdeka, dan raja-raja seterusnya. Masyarakat Desa Seraya menjadi angkatan bersenjata di Kerajaan Karangasem terutama disaat terjadi Expedisi ke Bumi Lombok. Pada saat penyerangan oleh Laskar Karangasem ke Lombok, ikut serta bergabung pada rombongan tersebut perahu-perahu yang lain yang penuh dengan laskar-laskar bersenjata lengkap berasal dari Seraya dipimpin oleh Bendesa Seraya, dengan bersenjatakan tombak dan tameng. Sejarahnya, empat puluh orang pendekar dari Seraya, desa di tepian pantai Karangasem, diajak berperang menaklukan Kerajaan Lombok Barat oleh Raja Karangasem. Keempat puluh orang ini kemudian disebut Soroh Petang Dasa. Pasukan Soroh Petang Dasa ini konon sangat menguasai ilmu perang, sakti dan Teguh Kembulan atau kebal.

7 komentar:

  1. wow menarik,terimakasih aku jadi lebih tau sejarah ttg tempat tinggalku

    BalasHapus
  2. Tulisan yang menarik, tidak membosankan.

    BalasHapus
  3. Ini diambil dari tulisan saya...seharusnya photo dan tulisan dicantumkan dari sumber. Bukan diambil dan disadur copy paste.

    BalasHapus
  4. Dee Gorra,sy boleh minta copy bukunya tulisan ttg Soroh Patangdasa tsb utk sy pke sbg data dukung dalam menjelaskan karya tari sy yg bersumber dari cerita soroh patangdasa berjudul Balapathi. Sementara sumber yg sy gunakan adl wawancara dg para tetua di karangasem mengenai soroh patangdasa di seraya.

    BalasHapus
  5. Soroh 40 asli bali atao gimana ?

    BalasHapus
  6. Saya penduduk asli seraya kurang elok rasanya kalao adik ini menyebut orang seraya banyak yang lupa akan sejarah desanya sendiri

    BalasHapus

Kajian Masalah Perpustakaan : Gedung Perpustakaan

LATAR BELAKANG Perpustakaan Umum atau dalam bahasa inggris adalah public library merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh...